Sabtu, 10 Oktober 2020

Permainan Tradisional Egrang

Egrang atau Engrang adalah tongkat panjang yang terbuat dari bambu dimana seseorang bisa berdiri di atasnya, kemudian berjalan dalam jarak atau waktu tertentu. Pada mulanya, Egrang ini merupakan olahraga atau permainan tradisional yang jika diteliti, cukup sulit untuk menemukan dari mana asal mulanya, tetapi beberapa peneliti mengatakan permainan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan permainan ini mendapat pengaruh dari budaya China. Kosakata Egrang itu sendiri berasal dari Bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang.

Permainan Egrang ini sebenarnya cukup unik dan cukup menguras tenaga. Karena pemain harus terampil dalam menjaga keseimbangan tubuh dan berjalan dengan stabil di atas tongkat kayu panjang. Permainan berkembang dan cukup populer di tahun 1900-an. Ada beberapa yang menjadikan Egrang sebagai permainan tradisional, tetapi juga ada yang menganggapnya sebagai olahraga tradisional. Saat ini, Egrang sendiri hanya bisa ditemui pada saat merayakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus.

Sebutan untuk permainan Egrang ini di setiap daerah berbeda-beda. Di Kalimantan disebut dengan Batungkau, di Jawa Tengah disebut dengan Jangkungan, kemudian di Bengkulu disebut dengan Ingkau, sedangkan di Sumatra Barat disebut dengan Tengkak-tengkak. Namun, masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah Egrang atau Engrang.

Sebenarnya Egrang ini tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di beberapa Negara yang memiliki budaya olahraga atau permainan Egrang ini, seperti di beberapa Negara di Eropa. Pada zaman dahulu, tukang pos mengantarkan surat-surat menggunakan Egrang. Di Jepang, Egrang juga merupakan sebuah permainan traditional, dan dijadikan perlombaan dalam serangkaian acara olahraga di sekolah-sekolah dasar.

Permainan atau olahraga tradisional ini memiliki makna yang sangat dalam jika kita teliti lagi. Mengapa, karena permainan ini harus dimainkan dengan niat yang kuat. Saat kaki sudah dipijakan bambu, kemudian mencondongkan badan ke depan untuk berjalan maka sang pemain tidak boleh ragu-ragu. Pemain harus berjalan cepat supaya seimbang dan tidak jatuh, jika terjatuh akan terasa sakit. Ini sama halnya dengan kehidupan. Ketika kita sudah mengambil suatu keputusan, kita harus bertekad dan berkomitmen untuk menyelesaikannya dan tidak boleh ragu-ragu.

Nilai-nilai seperti sportifitas, kerja keras, keuletan sangat kental tercermin dalam nilai budaya pada permainan Egrang ini. Nilai sportifitas tercermin pada pemain yang bisa menerima kekalahan dengan lapang dada, dan pemain tidak berbuat curang selama permainan berlangsung. Nilai kerja keras tercermin dari semangat si pemain itu sendiri, yang berusaha agar bisa berjalan dengan cepat dan stabil hingga sampai ke tempat yang sudah ditentukan. Kemudian, nilai keuletan dapat terlihat pada proses pembuatan tongkat kayu yang akan digunakan untuk Egrang, di mana bambu harus dibuat sebaik mungkin supaya tidak patah atau rusak ketika dinaiki oleh pemain.

Cara Membuat Egrang

Alat dan Bahan:

  • Golok
  • Gergaji
  • Tali secukupnya
  • Bambu dengan panjang 2 meter sepasang (berbentuk silinder atau bambu utuh) dengan diameter 10 cm
  • Bambu sepanjang 30 cm sepasang, ukuran diameternya 5 cm.

Cara Membuat Egrang:

  1. Siapkan bambu yang sudah dipotong dengan ukuran 2 meter dan 30 cm seperti penjelasan di atas atau bisa dengan mesin pengolah bambu
  2. Tentukan tinggi pijakan egrang (bagi anak – anak biasanya setinggi 50 cm), kemudian tandai
  3. Bambu yang ditandai tadi dilubangi dan lubangnya disesuaikan dengan diameter bambu yang panjangnya 30 cm ( diameter 5 cm)
  4. Masukkan bambu 30 cm (sebagai pijakan) ke dalam lubang yang sudah disiapkan pada bambu 2 meter (lakukan hal yang sama pada yang satunya lagi)
  5. Ikat kuat bambu tersebut pada simpul antara pijakan bersama bambu yang tinggi memakai tali
  6. Egrang siap dimainkan. 

Teknik memainkannya:

Setelah mengetahui cara membuat egrang selanjutnya kita akan membahas untuk teknik bermainnya. Berikut penjelasannnya.

  1. Pegang kedua egrang bambu bagian atas dengan posisi berdiri atau tegak
  2. Naiki pijakan egrang dengan posisi yang seimbang dengan mendahulukan kaki sebelah kiri, selanjutnya disusul dengan kaki kanan
  3. Pertama melanngkah gerakkan tangan kanan ke depan bersamaan dengan melangkahnya kaki kanan pada pijakan dan disusul oleh kaki kiri
  4. Untuk seterusnya, ulangi gerakan-gerakan pada teknik ke-3 supaya bisa berjalan dengan lancar menggunakan egrang

Siapapun dan dari negara manapun dapat memainkan Egrang. Banyak orang menilai bahwa Egrang ini bisa dijadikan salah satu olahraga tradisional Indonesia. Namun, sayangnya sekarang hanya di daerah-daerah terpencil saja yang masih membudidayakan permainan atau olahraga Egrang ini, bahkan bisa dikatakan sudah sulit untuk menemukan olahraga traditional ini. Bahkan ada beberapa seniman mengatakan bahwa permainan tradisional ini sudah hampir punah.

Anak-anak muda zaman sekarang lebih mengenal gadget atau mainan yang terbuat dari plastik yang di impor ke Indonesia dibandingkan dengan permainan tradisional Indonesia. Mungkin ada beberapa anak-anak yang tidak tahu apa itu permainan Egrang, Gasing, Petak Umpet, dan sebagainya. Permainan tradisional seperti ini sudah mulai masuk museum dan lembaga-lembaga penelitian atau budidaya yang bisa diteliti untuk kepentingan sejarah dan budaya. Bagi yang ingin melihat permainan ini, mungkin hanya bisa menemuinya di daerah tertentu saja dan pada waktu tertentu. Bahkan, sudah banyak acara-acara seminar yang menampilkan permainan Egrang atau permainan tradisional lainnya. Permainan atau olahraga tradisional harus tetap dipertahankan, karena dia merupakan bagian dari sejarah dan olahraga di kearifan lokal. Jangan sampai permainan dan olahraga tradisional kita menjadi punah.

Kerjakan quiz berikut sebagai evaluasi!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar