1)
Singkong direbus dengan air badhek/nira kelapa sampai
empuk
2)
Diparut dan diperas
kandungan airnya, selanjutnya diberi
campuran bumbu, kemudian dibentuk menjadi
bulat atau lonjong sebelum di goreng
3)
Singkong diparut dengan parutan keju, campur dengan gula merah, panili, dan gula pasir, lalu kukus dengan parutan kelapa
(dalam wadah terpisah sekitar 30 menit dengan api sedang)
4)
Campur singkong dan kelapa yang sudah
diparut menjadi satu, tambah sedikit
garam, aduk
sampai rata, bentuk adonan donat lalu digoreng sampai
kecoklatan
A. Sejarah Tradisi Begalan Banyumasan
Tradisi begalan berlaku untuk pernikahan anak pertama dengan
anak pertama, anak terakhir dengan anak terakhir, anak pertama dengan anak
terakhir, dan anak pertama yang perempuan. Begalan kali pertama diperkenalkan
semasa Bupati Banyumas XIV, Raden Adipati Tjokronegoro (tahun 1850).
Kata begalan berasal dari bahasa Jawa yang artinya perampokkan.
Sesuai dengan namanya begalan dilatar belakangi oleh kisah pembegalan yang
dialami oleh Adipati Wirasaba. Tepatnya pada saat Adipati Wirasaba ingin
menikahkan putri bungsunya dengan putra sulung Adipati Banyumas.
Pada saat Adipati Banyumas ingin membawa kedua mempelai ke
Banyumas, mereka dihadang oleh seorang begal atau perampok berbadan besar.
Begal tersebut hendak merampok semua barang bawaan rombongan pengantin.
Terjadilah peperangan antara para pengawal melawan Begal raksasa
yang mengaku sebagai penunggu daerah tersebut.Pertempuran dapat dimenangkan
oleh pengawal dan perjalananpun dilanjutkan hingga sampai tujuan dengan
selamat.
Selanjutnya tradisi begalan tersebut dilaksanakan setiap resepsi
pernikahan anak laki-laki sulung atau bungsu. Pada dasarnya tradisi begalan
merupakan kesenian Banyumas dalam bentuk tarian rakyat. Tradisi begalan ini
dipercaya dapat membawa kebaikan bagi pasangan pengantin. Tradisi begalan masih
dilestarikan sampai dengan saat ini.
B. Proses dan Ketentuan Begalan Banyumasan.
Pertunjukkan tradisi begalan dilakukan oleh dua orang penari.
Seorang penari bertindak sebagai pembawa barang yang bernama Gunareka dan
seorang lagi bertindak sebagai rampok/begal yang bernama Rekaguna.
Begalan dilaksanakan sebelum rombongan Gunareka memasuki tempat
resepsi, di mana ada Rekaguna yang mencegat. Dialog diatur seolah serupa
pertengkaran dan sedikit adegan tantang-menantang. Rekaguna pun menanyakan
maksud rombongam Gunareka, termasuk apa saja barang bawaan mereka.
Gunareka kemudian menyampaikan maksud kedatangan dan menjelaskan
barang bawaan secara simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah
tangga nantinya. Singkat cerita, akhirnya Rekaguna mengizinkan rombongan
Gunareka memasuki ruang resepsi.
Tradisi begalan Banyumasan ini dilaksanakan dengan mengikuti
beberapa ketentuan. Beberapa ketentuan pelaksanaan tradisi begalan Banyumasan
antara lain sebagai berikut.
1.
Tradisi begalan Banyumasan
diiringi gamelan Jawa, sedangkan gerakan traian disesuaikan dengan irama
gamelan.
2.
Traian begalan
dilakukan oleh dua orang penari pria yang memerankan Gunareka dan Rekaguna.
3.
Dialog dalam tarian
berisi nasehat-nasehat penting dan disampaikan dengan jenaka
4.
Tradisi begalan biasa
dilakukan pada waktu siang atau sore hari dengan lama waktu kurang lebih satu
jam.
5.
Tempat yang digunakan
biasanya pelataran rumah (halaman) pengantin wanita.
C. Tata Busana, Tata Rias, dan Perlengkapan Begalan
1. Tata Busana
Tata busana pada seni begalan bersifat sangat sederhana dan apa
adanya dari sisi penampilan dan bahan yang digunakan. Mereka hanya mengenakan
pakaian adat Jawa saja. Pakaian yang digunakan untuk pementasan antara lain :
1.
Baju Koko Hitam
2.
Stagen dan Sabuk
3.
Celana Komprang
berwarna Hitam
4.
Kain Sarung
5.
Sampur atau Selendang
menari
6.
Ikat Wulung berwarna
Hitam
2. Tata Rias
Tata rias yang digunakan pada tradisi Begalan sangat sederhana.
Dahulu mereka menggunakan langes atau arang yang dihaluskan kemudian
dicampurkan minyak kelapa. Campuran berwarna hitam untuk merias muka, membuat
kumis, jambang, alis dan lain-lain. Bahan lain yang diperlukan yaitu bedak dan
teres (sepuhan). Saat ini alat rias yang digunakan antara lain:
1.
Bedak tabur, sinwit
putih (sebagai pengganti bedak tabur) agar wajah lebih putih.
2.
Pensil alis digunakan
untuk mempertegas alis, cambang, kumis, dan jenggot, dan untuk memunculkan
karakter gagah
3.
Lipstic digunakan
untuk pemerah bibir dan rona merah pada wajah.
C. Perlengkapan Begalan
Peralatan atau properti yang dibutuhkan pada tradisi begalan
yaitu berupa alat dapur, antara lain: ian, ilir, kukusan, pedaringan, layah
atau ciri, muthu, irus, siwur, padi, wangkring, sapu sada suket, cehing, daun
salam, dan tampah. Barang bawaan ini sering disebut brenong kepang. Pembegal
properti berupa pedang kayu yang disebut wlira.
1. Pikulan atau Wangkring
Pikulan adalah alat pengangkat brenong kepang bagi peraga yang
bernama Gunareka. Begal ini dari pihak pengantin pria atau kakung . Alat ini
terbuat dari bambu yang melambangkan seorang pria yang akan berumah tangga
harus dipertimbangkan terlebih dahulu, jangan sampai merasa kecewa setelah
pernikahan sehingga ketika seorang pria mencari seorang calon isteri maka harus
dipertimbangkan bibit, bobot, dan bebetnya.
2. Pedang Wlira
Pedang Wlira adalah alat yang digunakan sebagai pemukul dengan
ukuran panjang 1 meter, tebal 2 cm, dan lebar 4 cm. Terbuat dari kayu pohon
pinang. Pedang Wlira dibawa oleh Rekaguna dari pihak pengantin wanita yang
menggambarkan seorang pria yang bertanggungjawab, berani menghadapi segala
sesuatu yang menyangkut keselamatan keluarga dari ancaman bahaya.
3. Brenong Kepang
Brenong Kepang dalah barang-barang yang dibawa oleh Gunareka utusan dari keluarga mempelai pria berupa alat-alat dapur meliputi :
1. Ian merupakan alat untuk angi nasi terbuat
dari anyaman bambu yang menggambarkan bumi tempat kita berpijak.
2. Ilir merupakan kipas yang terbuat dari anyaman
bambu melambangkan seseorang yang sudah berkeluarga agar dapat membedakan
perbuatan baik dan buruk sehingga dapat mengambil keputusan yang bijak saat
sudah berumah tangga.
3. Ceting adalah alat yang digunakan untuk tempat
nasi terbuat dari bambu. Maksudnya bahwa manusia hidup di masyarakat tidak
boleh semunya sendiri tanpa mempedulikan orang lain dan lingkunganya. Manusia
adalah mahluk sosial yang butuh orang lain
4. Kukusan adalah alat untuk menanak nasi yang
terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut yang mempunyai arti kiasan bahwa
seseorang yang sudah berumah tangga harus berjuang untuk menckupi kebutuhan
hidup semaksimal mungkin.
5. Centong adalah alat untuk mengambil nasi pada
saat nasi diangi, yang terbuat dari kayu atau hasil tempurung kelapa. Maksudnya
seorang yang sudah berumah tangga mampu mengoreksi diri sendiri atau
introspeksi sehingga ketika mendapatkan perselisihan antara kedua belah pihak
(suami dan istri) dapat terselesaikan dengan baik. Selalu mengadakan musyawarah
yang mufakat sehingga terwujudlah keluarga yang sejahtera, bahagia lahir dan
batin.
6. Irus adalah alat untuk mengambil dan mengaduk
sayur yang terbuat dari kayu atau tempurung kelapa. Maksudnya ialah sesorang
yang sudah berumah tangga hendaknya tidak tergiur atau tergoda dengan pria atau
wanita lain yang dapat mengakibatkan retaknya hubungan rumah tangga.
7. Siwur adalah alat untuk mengambil air terbuat
dari tempurung kelapa yang masih utuh dengan melubangi di bagian atas dan
diberi tangkai. Siwur merupakan kerata basa yaitu, asihe aja diawur-awur.
Artinya, orang yang sudah berumah tangga harus dapat mengendalikan hawa nafsu,
jangan suka menabur benih kasih sayang kepada orang lain.
8. Saringan ampas atau kalo adalah alat untuk
menyaring ampas terbuat dari anyaman bambu yang memiliki arti bahwa setiap ada
berita yang datang harus disaring atau harus hati-hati.
9. Wangkring yaitu pikulan dari bambu.
Filsafatnya adalah di dalam menjalani hidup ini berat ringan, senang susah
hendaklah dipikul bersama antara suami dan istri.
Werkudara:
Memiliki sikap patuh pada guru
Tata krama
ketika diperintah oleh guru:
1)
Pandangan menuju kepada orang yang sedang berbicara
2)
Menerima perintah dengan
senang hati
Urutan membuat mendoan:
1)
Siapkan bahan dan alat-alat seperti
panci, wajan,dan kompor
2)
Campurkan bahan-bahan dan bumbu ke dalam panci lalu aduk hingga adonan
kental
3)
Masukan satu per satu tempe ke dalam
adonan
4)
Goreng tempe pada minyak
panas kira-kira 3-4 menit
5)
Angkat dan tiriskan, mendoan siap dihidangkan
Aturan permainan dam-daman: Pemain dinyatakan kalah jika bidak lawan habis.
Tata krama yang baik ketika
berpapasan dengan tetangga:
1)
menjabat tangan
2)
menyapa dengan santun
3)
mengangguk dan terseyum
Tata
krama berpakaian ketika
mengunjungi orang sakit:
Bentuk pakaian sederhana, rapi, dan tidak mencolok
Nopia/mino merupakan makanan khas Banyumas yang terbuat dari bahan:
1)
gula merah
2)
minyak sayur
3)
tepung terigu
Urutan bermain egrang agar tidak
mudah jatuh:
1)
Carilah tempat datar,
letakan egrang sebelah
kanan di depan,
sedangkan egrang sebelah
kiri di belakang
2)
Pegang egrang dalam
posisi berdiri dan agak condong
ke depan
3)
Dahulukan kaki kanan saat menaiki egrang dan jaga keseimbangan
4)
Langkahkan egrang sebelah
kanan diikuti egrang
sebelah kiri
5)
Saat akan terjatuh, turunkan
kaki diantara kedua egrang
tujuan tradisi cowongan: Ritual untuk
mendatangkan hujan dimusim
kemarau.
Kudi atau kudhi adalah
alat bantu pekerjaan untuk membelah atau memotong benda keras, seperti parang. Sebagaimana parang, kudi hanya
memiliki satu sisi tajam, berbentuk agak melengkung menyerupai celurit tetapi bagian pangkalnya
membesar. Bentuk kudi yang lebih langsing dapat dipergunakan sebagai senjata.
Senjata kujang dianggap sebagai kembangan dari kudi. Asal kata "kujang" konon adalah "kudi hyang" atau ("kudi milik dewa"). Tokoh pewayangan Bagong versi Banyumas, dinamakan Bawor, digambarkan mengenakan kudi sebagai senjata pegangannya (curiga). Oleh orang Banyumas, kudi dianggap sebagai salah satu identitas budaya.
Kudi Wayang, kudi dengan bilah berbentuk
seperti wayang.
Kudi Banyumas.
Kudi Banyumas.
Dengan kondisi terluka karena terkena
patrem, Raden Kamandaka pergi melarikan diri
bersama Ki Rekajaya. Silihwarni mengejar hingga sampai di suatu tempat.
Di tempat tersebut perkelahian
berlangsung siang malam sampai tidak ada waktu beristirahat.Tempat tersebut kemudian dinamakan Bobosan.
Raden Werkudara adalah seorang tokoh
wayang kesatria pemberani dan berhasil merebut Astina dalam perang Baratayuda. Ia selalu patuh dan menjalankan tugas dari
guru sehingga diberikan air suci
“ Tirta Pawitra Suci”.
Ajibarang
merupakan kadipaten yang didirikan oleh seorang pedagang dari kerajaan Galuh
Pakuan yang Bernama Jaka Mruyung.
Promosi
merupakan pemasaran kripik tempe dengan cara mengenalkan barang
kepada konsumen dengan memberikan diskon.
Salah satu permainan tradisional Banyumas adalah egrang.
Nama permainan egrang
berasal dari daerah Lampung.
Raden Kamandaka
adalah salah satu anak Prabu Silihwangi dari Kerajaan Pajajaran. Nama lain Raden Kamandaka adalah
Banyak Catra.
Raden Kresna memiliki sifat suka menolong
Masjid
Saka Tunggal adalah cagar budaya yang terletak di Desa Cikakak Kabupaten
Banyumas didirikan oleh Kiai Mustolih
memiliki karakter unik. Karakter unik tersebut antara lain, memiliki satu saka (tiang utama) yang melambangkan perilaku
baik manusia.
Kain Jarit dan kemban adalah pakaian yang dikenakan
kaum perempuan pada pelaksanaan tradisi unggah-unggahan Bonokeling.
Tata
krama ketika mengikuti
orang tua berkunjung ke rumah tetangga :
1. Berpakaian
rapi dan sopan
2. Jangan
iku-ikutan mengetuk pintu
3. Ucapkan salam
dan berjabat tangan dengan tuan rumah
4. Masuk setelah
dipersilahkan
5. Duduk setelah
dipersilahkan
6. Duduk dengan
tenang di samping orang tua
7. Jangan
mondar-mandir
Tiga (3) fase fermentasi atau peragian pada pembuatan
tempe
1. Fase
pertumbuhan cepat (0 - 30 jam). Fase ini akan terjadi benang-benang jamur.
2. Fase transisi
(30 - 50 jam). Merupakan fase optimal tempe siap dipasarkan.
3. Fase lanjut
(lebih dari 50 jam). Setelah lebih dari 50 jam tempe akan berangsur-angsur membusuk.
Bahan dan Bumbu membuat kuah soto
Bahan kuah : air, koyoran/balungan
Bumbu-bumbu : bawang putih, mrica,pala, kemiri,garam
dapur.
Alat pertanian tradisioanl dan fungsinya
l
cangkul : menggali tanah
l
sabit : memotong rumput
l
cungkir : membersihkan rumput
l
ani-ani : memotong padi
l
caping : menahan panas sinar matahari
l
luku :
mengemburkan tanah sebelum ditanami padi
l
garu :
meratakan tanah setelah dibajak
l
lesung/alu : untuk
menumbuk padi
Bambang
Wisanggeni memiliki watak :
l
cerdas
l
jujur
l
bijaksana
l rela
berkorban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar